
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat posisinya sebagai pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan fokus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui layanan jasa perbankan syariah.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyebutkan, BSI terus berupaya meningkatkan kontribusi dalam mendorong UMKM agar ekosistem segmen usaha tersebut semakin kuat dan tangguh menghadapi berbagai macam kondisi ekonomi di masa depan.
“Apa yang kami perankan adalah BSI ingin menjadi lokomotif untuk membantu mendorong potensi-potensi yang ada di Indonesia termasuk UMKM. Kami melihat bahwa UMKM ini perlu pendampingan, kami bantu buka akses pasar untuk para UMKM dan juga tentunya akses pembiayaan,” ujar Hery dikutip Rabu (2/10/2024).
Dia menambahkan, UMKM menjadi segmen yang akan terus didorong komposisinya oleh BSI. Tren pembiayaan UMKM di BSI menunjukkan peningkatan yang signifikan, seiring dengan pertumbuhan jumlah pelaku UMKM dan meningkatnya minat masyarakat terhadap perbankan syariah sebagai alternatif pembiayaan.
Sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan serta memperkuat peran sektor UMKM, pada Juni 2024, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) BSI sebesar Rp 88,81 triliun atau 34,61%. Jumlah tersebut meningkat secara tahunan dibandingkan dengan posisi Juni 2023 sebesar Rp 74,04 triliun atau 33,49%. Realisasi ini lebih tinggi dari yang ditargetkan regulator, di mana pada akhir 2024 ditetapkan minimal RPIM sebesar 30%.
Seperti dikrtahui, sektor UMKM memegang peran penting dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional dengan mencakup sekitar 99% dari seluruh unit bisnis di Indonesia. Pada 2023, jumlah UMKM diperkirakan mencapai sekitar 66 juta. Dengan jumlah tersebut, UMKM menyumbang sekitar 61 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau setara Rp 9.850 triliun.
UMKM menyerap sekitar 117 juta pekerja yang merupakan 97% dari total angkatan kerja di Indonesia. Dengan demikian, UMKM berperan penting dalam mengurangi pengangguran dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses pembiayaan, teknologi, dan literasi digital, yang menghambat perkembangannya.
Sejak awal pendiriannya tiga tahun silam, BSI telah mengemban amanah untuk lebih menyentuh dan mendorong UMKM agar terus berkembang. Saat meresmikan BSI di Istana Negara pada 1 Februari 2021, Presiden Joko Widodo berpesan agar BSI mengembangkan produk dan layanan keuangan syariah yang kompetitif dan memenuhi kebutuhan berbagai segmen konsumen, termasuk UMKM, agar cepat naik kelas karena sejatinya sektor ini adalah penopang ekonomi Indonesia.
Hingga Juni 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan kepada segmen UMKM sebesar Rp47,72 triliun, tumbuh 14,54 persen secara tahunan. Saat ini BSI memiliki lebih dari 3.499 UMKM binaan yang terus dibina dan beberapa di antaranya telah berhasil menembus pasar internasional.
Penyaluran pembiayaan UMKM BSI, baik yang bersubsidi maupun non-subsidi, mayoritas atau hampir 80% ke kluster perdagangan dan eceran, di dalamnya termasuk food, fashion, kerajinan, pertanian, dan lain sebagainya. Akses pembiayaan syariah ini dapat diperoleh melalui jaringan outlet BSI yang tersebar di lebih dari 1.000 titik di seluruh Indonesia.
Selain pembiayaan, Hery menambahkan, BSI juga aktif memberikan pendampingan dan pelatihan. Di antaranya, melalui BSI UMKM Center yang berlokasi di Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Adapun UMKM Center di Makassar adalah yang terbaru yang diresmikan pada akhir Juli 2024.
Hery mengatakan, kehadiran UMKM Center Makassar merupakan upaya BSI untuk dapat menjaring dan menemukan potensi-potensi UMKM baru di Indonesia Timur. Apalagi BSI Region Makassar memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu seluruh Pulau Sulawesi, Maluku, hingga Pulau Papua.
“UMKM Center menjadi inkubator bagi pelaku UMKM, memberikan pelatihan, pembinaan, dan pendampingan bisnis, serta membantu mereka memperoleh legalitas usaha dan sertifikasi halal. Jumlah UMKM Center ini akan terus kami tambah sebagai inisiatif pemberdayaan di masa depan,” ungkap Hery.
Kehadiran UMKM Center merupakan bagian dari upaya BSI meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha di segmen tersebut. Sehingga terbentuk suatu ekosistem UMKM Indonesia yang unggul dan berkualitas.
Hingga 30 Juni 2024, penyaluran pembiayaan kepada UMKM binaan sebesar Rp39,08 miliar melalui BSI UMKM Center.
“Pembiayaan UMKM BSI berfokus pada bisnis-bisnis yang resilience, kuat, dan berkelanjutan. Agar pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnisnya secara modern, terdigitalisasi bahkan mampu memasuki pasar global,” tutur Hery.
Selain itu, BSI memiliki platform untuk mendukung UMKM yaitu Portal UMKM BSI dan Portal Salam Digital. Portal UMKM BSI merupakan platform yang mendukung pelaku UMKM Indonesia untuk meningkatkan kualitas produk lokal agar dapat berkompetisi di Pasar Global. Sedangkan Portal Salam Digital merupakan platform yang memudahkan masyarakat dalam mengajukan pembiayaan mikro secara digital, untuk memenuhi segala kebutuhan usaha dan investasi.
BSI juga memperluas akses pasar dan jaringan bisnis UMKM. Di antaranya melalui penyelenggaraan BSI UMKM Festival dan BSI International Expo. BSI pun mengembangkan program Talenta Wirausaha BSI (TWB) yang bertujuan meningkatkan kapasitas wirausaha muda dan Muslimpreneur agar mampu bersaing secara global. Program ini memiliki empat kategori-pemula, rintisan, berdaya, dan santri-dengan lebih dari 8.389 pendaftar pada tahun 2023.
Tak berhenti di situ, BSI menggelar Aceh Muslimpreneur (AMP), sebuah ajang kompetisi bagi pengusaha muda UMKM di Aceh. Acara tersebut menargetkan 2.500 wirausaha Muslim dari seluruh Aceh pada 2024. AMP ini melibatkan lima tahap seleksi mulai dari scouting hingga awarding, dengan tiga kategori kompetisi yaitu: Starter, Scale Up, dan Sustainable, yang ditujukan untuk berbagai tahap perkembangan usaha. Saat ini, lebih dari 13.000 alumnus Talenta Wirausaha BSI dan 2.200 alumnus Aceh Muslimpreneur telah merasakan manfaat dari program-program tersebut.
“BSI memahami bahwa pengembangan UMKM adalah kunci untuk menciptakan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan berbagai program dan inisiatif yang telah diluncurkan, BSI berharap dapat terus mendorong pertumbuhan UMKM sebagai salah satu jalan mewujudkan Indonesia yang maju dan berdaya saing di kancah internasional,” pungkas Hery.