Peternak Teriak Harga Ayam Jatuh, Kementan Andalkan Program Prabowo

Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/2/2020). Pemerintah resmi menaikkan harga acuan daging dan telur ayam ras untuk mengimbangi penyesuaian tingkat harga di pasar yakni harga telur ayam di tingkat peternak dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp20 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg sedangkan daging ayam ras dinaikkan dari Rp18 ribu-Rp19 ribu per kg menjadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kg. Lukman 45 tahun Peternak mengatakan kenaikan harga tersebut sebagai hal yang positif. Sebab, bila tidak hal itu tentu dirasakan merugikan. Pasalnya, saat ini nilai tukar dolar terhadap rupiah tengah menguat dan mempengaruhi berbagai hal, termasuk biaya transportasi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Peternak Ayam (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda mengaku telah menerima aduan peternak terkait anjloknya harga ayam hidup atau livebird di tingkat produsen. Program makan bergizi  gratis yang direncanakan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pun diharapkan bisa jadi solusi yang strategis membantu menjaga harga ayam, terutama di tingkat peternak.

Ia mengakui, memang saat ini kondisinya harga ayam hidup di kandang anjlok jatuh di bawah Harga Acuan Pemerintah (HAP), yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) melalui Perbadan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.

“Setiap hari saya terima SMS atau (pesan) WhatsApp aduan ada 20, yang selalu meminta agar pemerintah hadir untuk menaikkan harga livebird di tingkat peternak yang memang kondisinya saat ini belum sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan Badan Pangan Nasional,” kata Agung dalam Talkshow Hybrid di Auditorium Kementan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Karena itu, Agung mengatakan pihaknya akan mengundang Kementerian/Lembaga terkait untuk melakukan konsolidasi dan berbagai tugas dalam mengatasi persoalan anjloknya harga ayam hidup di tingkat produsen.

“Ini PR kita bersama. Pak Yeka (Anggota Ombudsman RI) kami ingin melaporkan bahwa besok kami akan mengundang Kementerian/Lembaga terkait dengan konsolidasi. Kita akan berbagi tugas,” ucapnya.

Katanya, pemerintah siap memfasilitasi dan melayani para peternak rakyat mandiri yang mengeluh atas anjloknya harga tersebut. Akan tetapi, lanjut dia, yang harus bertanggung jawab secara penuh adalah tetap pelaku usahanya itu sendiri.

Ia menekankan, tidak mungkin bagi pemerintah tidak berupaya dalam menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat.

“Oleh karena itu, saat ini kita masih terus mengupayakan bagaimana agar kelebihan (produksi ayam) ini bisa betul-betul memberikan manfaat. Ekspor, hilirisasi terus kita lakukan, termasuk juga Bapanas melakukan penyerapan untuk Cadangan Pangan Pemerintah (CPP),” terang dia.

Lebih lanjut, berdasarkan data yang dihimpunnya, tahun 2024 ini Indonesia mengalami surplus atau kelebihan produksi ayam lebih dari 0,12 juta ton dan telur ayam 0,17 juta ton. Sejalan dengan itu, Kementan bersama K/L terkait saat ini tengah menyusun peta jalan agar kelebihan produksi ayam dan telur ayam bisa diserap untuk memenuhi kebutuhan dari program makan bergizi gratis.

“Masalahnya saat ini adalah bagaimana kita menyelesaikan surplus ini dengan program makan bergizi gratis, yang diharapkan kelebihan ini akan bisa terserap,” kata Agung.

Sebelumnya, Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) mengadu ke Ombudsman RI, terkait harga jual ayam hidup atau live bird di tingkat konsumen atau kandang yang jatuh ke bawah Harga Acuan Penjualan (HAP) hingga ke level Rp14.500 per kg.

Sebagai catatan, HAP daging ayam ras di tingkat produsen menurut Perbadan Nomor 5 Tahun 2022 ditetapkan sekitar Rp21.000-Rp23.000 per kg.

Ketua KPUN Alvino Antonio mengungkapkan, saat ini harga ayam hidup atau live bird di kandang jatuh di bawah harga pokok produksi peternak rakyat mandiri UMKM. Harga terendah, kata dia, bahkan sampai Rp15.500 per kg untuk wilayah Jawa Barat (Depok dan Bogor) dan Rp14.500 di wilayah Jawa Tengah pada bulan Juli 2024 lalu.

“Sudah hampir 2 bulan terjadi penurunan harga. Itu dimulai tanggal 5 Juli 2024. Kami ambil patokan di Banten harga sudah Rp18.500-Rp20.000 (per kg), di Jawa Barat, Bogor dan Depok itu Rp19.000-Rp20.000 (per kg). HPP waktu itu sekitar Rp21.000, karena harga DOC (Day Old Chicken) masih di harga Rp7.500-Rp8.500. Jadi di bawah HPP sekitar Rp2.000 (per kg),” ungkap Alvino kepada Anggota Ombudsman RI di Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*