Kriteria Pengguna BBM Bersubsidi Tetap Diperketat, Ini Penjelasannya

Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU kawasan Jakarta, Rabu (1/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pelaksanaan program penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi secara tepat sasaran akan tetap diberlakukan. Meski demikian, untuk implementasinya masih terus dibahas.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menilai bahwa idealnya subsidi BBM itu sebaiknya diberikan kepada orang bukan ke barang, melalui skema subsidi tertutup. Mengingat, subsidi pada barang terbukti tidak tepat sasaran dan banyak penyimpangan.

Oleh sebab itu, sebelum menuju pada skema subsidi tertutup, salah satu pendekatan sementara yang diambil pemerintah adalah penggunaan kapasitas mesin kendaraan sebagai kriteria dalam menentukan siapa yang berhak menggunakan BBM subsidi.

“Idealnya, sampai ke sana, nanti yang disubsidi orangnya, harganya sama. Itu targetnya yang sangat ideal. Jadi ada perlu suatu tahapan untuk menuju sana,” kata Agus usai acara Coffee Morning Energy Edition CNBC Indonesia dengan tajuk “Subsidi BBM Tepat Sasaran untuk Indonesia Maju”, di Parle, Senayan Park, Jakarta, dikutip Kamis (19/9/2024).

Agus mengatakan, penyaluran BBM subsidi secara tepat sasaran sangat penting untuk segera diterapkan. Terlebih mayoritas pengguna BBM bersubsidi selama ini justru dinikmati oleh golongan menengah ke atas.

“Jadi dong. Kalau nggak, gimana? Kalau nggak tepat sasaran, tadi udah jelas, data semuanya ngomong, subsidi BBM itu tidak tepat sasaran,” kata Agus.

Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, kriteria pengguna BBM subsidi akan ditentukan berdasarkan Kapasitas mesin mobil atau Cubicle Centimeter (CC). Adapun untuk Solar subsidi dapat dikonsumsi oleh mobil dengan kapasitas maksimal 2.000 CC, sementara BBM Pertalite data dikonsumsi oleh mobil dengan kapasitas mesin maksimal 1.400 CC.

Ini artinya, mobil dengan kapasitas mesin di atas 2.000 CC tidak akan bisa mengisi BBM Solar subsidi dan mobil di atas 1.400 CC tidak akan berhak mengisi BBM Pertalite.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*