Daftar Negara yang Penduduknya Masih Makan Daging Anjing

Anjing liar terlihat di belakang ambulans hewan setelah mereka ditangkap oleh pejabat Perusahaan Kota Delhi (MCD) di dekat Bandara Internasional Indira Gandhi menjelang KTT G20 di New Delhi, India, 5 September 2023. (REUTERS/Anushree Fadnavis)

Anjing merupakan salah satu hewan yang paling dekat dengan manusia. Kesetiaan dan kecerdasan anjing menjadikannya sahabat terbaik bagi banyak orang di seluruh dunia.

Namun, di beberapa negara, anjing juga dijadikan sebagai sumber makanan dan dikonsumsi oleh masyarakatnya. Sejak ribuan tahun lalu, beberapa negara di Asia dan Afrika memiliki tradisi mengonsumsi daging anjing.

Di antara beberapa benua, Asia adalah benua dengan tingkat konsumsi anjing tertinggi di dunia. Menurut prediksi Humane Society International, setiap tahunnya ada sebanyak 30 juta anjing dibunuh untuk konsumsi manusia. Biasanya, anjing yang dibunuh dicuri secara ilegal dari rumah orang dan dibawa untuk disembelih.

Di China, Korea Selatan, Filipina, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, dan wilayah Nagaland di India, konsumsi daging anjing tergolong umum.

China adalah negara konsumen daging anjing terbesar di dunia dan diperkirakan mengonsumsi 10 juta anjing per tahun. Daging anjing telah menjadi tradisi di China selama ribuan tahun dan masih dimakan di banyak wilayah di negara tersebut.

Daerah yang paling terkenal untuk mengkonsumsi anjing bagi kalangan orang Barat adalah Yulin. Kawasan ini kerap mengadakan festival daging anjing setiap tahun. Festival Lychee and Dog Meat Yulin diprotes secara luas dan semakin kontroversial di luar China.

Pada 2020, kota Shenzhen dan Zhuhai menjadi kota pertama dan kedua di China daratan yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing. Kementerian Pertanian China telah mengubah klasifikasi anjing dan kucing dari hewan ternak menjadi hewan pendamping.

Negara terkenal lainnya yang mengonsumsi daging anjing adalah Vietnam, menduduki posisi kedua di dunia setelah China. Orang Vietnam menggunakan hampir seluruh bagian tubuh anjingnya dalam semur dan sup, serta menyajikan daging yang dibumbui dengan tusuk sate. Banyak yang percaya bahwa daging anjing memiliki khasiat obat dan membawa rejeki.

Di Korea Selatan, anjing dibunuh dengan cara disetrum. Sementara itu di negara lain, anjing biasanya dipukul, digantung, atau lebih jarang lagi, direbus hidup-hidup. Daging anjing juga ditemukan di Filipina, yang merupakan bahan utama asocena.

Di sisi lain, Taiwan menjadi negara Asia pertama yang melarang konsumsi daging kucing dan anjing, serta penjualan kucing dan anjing untuk tujuan konsumsi, pada tahun 2017. Pelanggar akan dikenakan denda besar, dipermalukan di depan umum, dan kemungkinan hukuman penjara.

Demikian pula, penyembelihan kucing dan anjing, serta penjualan dagingnya, telah menjadi tindakan ilegal di Hong Kong selama beberapa dekade. Namun konsumsi daging tersebut belum dilarang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa perdagangan, penyembelihan, dan konsumsi anjing menimbulkan risiko kesehatan akibat trichinellosis, kolera, dan rabies.

Warga RI Masih Makan Anjing

Meski tak masuk dalam daftar teratas, konsumsi daging anjing di Indonesia termasuk besar. Ada sekitar lima persen populasi Indonesia yang mengonsumsi daging anjing.

Perdagangan daging anjing di Indonesia disebut-sebut sebagai perdagangan yang sangat berbahaya karena rabies cukup umum terjadi. Selain itu, lokasi serta metode yang digunakan untuk menyembelih dan menjual daging seringkali jauh dari sanitasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*