
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Sunarso mengungkapkan, pihaknya mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menjangkau pasar ekspor.
Menurutnya, selama bertahun-tahun produk ekspor dalam negeri selalu yang memiliki kapasitas besar. Hal itu berbanding terbalik dengan produk impor yang dapat diperoleh dalam jumlah kecil.
“Kita berpikir pada saat itu bahwa kok kita itu kalau ekspor, biasanya butuh partai-partai besar, skala besar, maksudnya skala besar yang bisa kita ekspor. Sementara kecenderungannya dengan e-commerce itu justru masyarakat kita kalau impor itu eceran juga bisa kita impor,” ujarnya dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025).
Sunarso menuturkan, impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor akan merusak neraca perdagangan. “Contohnya mungkin di antara saudara-saudara sekalian mungkin beli sepasang sepatu saja impor langsung. Itu kan mengerikan bagi neraca perdagangan,” ungkapnya.
Ia menyebut, hal itu yang membuat BRI menciptakan program Brilliant Trainer UMKM Ekspor. “Yang sekarang kita ganti namanya menjadi BRI UMKM Ekspor. Dan ini kita lakukan setiap tahun sejak tahun 2019,” imbuhnya.
Menurutnya, hal itu berdampak positif pada kenaikan kontrak ekspor yang diperoleh. “Tahun lalu kontrak ekspor kita mencapai US$ 81 juta. Tahun ini kita targetkan US$ 83 juta. Ya Rp 1 triliun lebih lah mungkin kalau bisa Rp 1,5 triliun kalau dirupiahkan,” pungkasnya.