Masalahnya Tak Ringan, BI Ungkap 3 Alasan Dolar Tembus Rp16.300

Gedung BI

Bank Indonesia (BI) memandang situasi yang dihadapi rupiah tidak ringan. Ini yang membuat mata uang garuda harus berada dalam tren pelemahan hingga kembali menembus level Rp16.300/US$

“Beberapa bulan terakhir ini hampir semua mata uang, khususnya emerging market mengalami tantangan yang tidak ringan,” ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (24/12/2024)

Tantangan tersebut berasal dari global. Ada peningkatan ketidakpastian dikarenakan divergensi ekonomi di Amerika Serikat (AS). Ekonomi AS tampak menguat, ditandai dengan data tenaga kerja dan inflasi.

“Sehingga statement dari FED adalah hawkish cut. Artinya di FMC terjadi cut tetapi perkiraan di 2025, yg semula diperkirakan 4 kali penurunan, hanya ada 2 kali penurunan. Ini yang mempengaruhi pasar,” jelasnya.

Masalah kedua adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Meski belum resmi bekerja, Trump sudah mengungkapkan rencananya untuk menaikkan tarif impor terhadap beberapa negara sehingga akan berpengaruh terhadap kondisi fiskal AS.

“Ketiga tentu perkembangan geopolitik. Kami melihat apa yang terjadi di Suriah, Prancis, Korsel. Itu mempengaruhi perkembangan mata uang dunia,” terang Edi.

Di samping itu, faktor domestik juga memberikan sedikit pengaruh. Antara lain keluarnya aliran modal asing dari pasar saham, baik  repatriasi dividen hingga pembayaran kewajiban utang valas.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,12% di angka Rp16.150/US$ pada hari ini, Selasa (24/12/2024). Hal ini selaras dengan penutupan perdagangan kemarin (23/12/2024) yang juga menguat 0,12%.

Sementara DXY pada pukul 08:59 WIB naik tipis 0,07% di angka 108,11. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 108,04.

Bina4d

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*