Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05% ditopang separuhnya oleh konsumsi rumah tangga. Banyaknya hari libur panjang pada April-Juni disebut menjadi faktor yang mendorong konsumsi masyarakat.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencatat laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami sedikit peningkatan, naik dari 4,91% pada kuartal I menjadi 4,93% pada kuartal II. Dia mengatakan hal itu didorong oleh meningkatnya pengeluaran terkait Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, liburan sekolah dan hari libur nasional lainnya.
“Peningkatan ini terutama terlihat pada sektor-sektor seperti transportasi, restoran dan hotel,” kata Josua, Selasa, (6/8/2024).
Josua mengatakan khusus untuk transportasi tumbuh sebesar 6,84% meningkat dari 6,41% pada kuartal I-2024. Sementara, pertumbuhan konsumsi untuk restoran dan hotel ikut meningkat dari 6,43% menjadi 6,80%.
“Komponen konsumsi rumah tangga lainnya relatif stabil atau mengalami sedikit penurunan,” kata dia.
Josua berpendapat pertumbuhan pada sektor transportasi dan perhotelan ini didukung oleh banyaknya hari libur nasional panjang, termasuk kegiatan mudik selama Idul Fitri. Pada triwulan-II 2024, kata dia, terdapat banyak hari libur nasional dengan rincian 13 hari libur nasional dan 5 hari libur sekolah.
Banyaknya libur ini, kata dia, telah meningkatkan belanja konsumen untuk mobilitas dan kegiatan rekreasional. “Peningkatan aktivitas pariwisata domestik ini terutama tercermin dari pertumbuhan yang signifikan pada transportasi darat, kereta api, dan udara selama kuartal tersebut,” kata dia.
Sebelumnya, BPS mencatat sektor pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2024. Konsumsi ini tercatat berkontribusi 54,53% dari pertumbuhan PDB. Selain itu, konsumsi rumah tangga juga menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu 2,62%.’
Sementara Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi komponen kedua yang menyumbang pertumbuhan dengan kontribusi 27,89%. Diikuti dengan ekspor, konsumsi pemerintah, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), serta impor.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Mohammad Edy Mahmud mengatakan konsumsi rumah tangga tumbuh didorong oleh perayaan hari besar keagamaan dan libur sekolah selama kuartal-II 2024. Mobilitas masyarakat selama libur hari besar keagamaan, kata dia, ikut memicu belanja masyarakat.
“Subkomponen rumah tangga yang tinggi adalah transportasi, komunikasi dan subkomponen restoran dan hotel,” kata dia.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan tantangan perekonomian Indonesia baru akan muncul pada kuartal-III 2024. Salah satu sebabnya, kata dia, adalah tidak adanya hari besar keagamaan yang sudah menumpuk pada kuartal-I dan II.
“di Q3 tidak ada event yang mampu mendorong konsumsi, selain itu dari sisi konsumsi khususnya kelas menengah banyak indikator tekanan,” kata dia.